Program Satu Desa Satu Hafidz Gelombang II Tahun 2020/2021 Resmi Dibuka
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kembali menerima santri tahfidz yang akan mengikuti program Satu Desa Satu Hafidz Angkatan ke-2 Tahun 2020/2021.
Dimulainya program Satu Desa Satu Hafidz Gelombang II Tahun 2020/2021 ini secara resmi dibuka Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Ahmad Taufik Hidayat, Senin (9/11/2020) pagi di Tenggarong.
Plt Bupati Kukar H. Chairil Anwar dalam sambutan tertulis yang dibacakan Ahmad Taufik Hidayat mengatakan, Gerakan Etam Mengaji atau GEMA yang menjadi amanat Perbup No 24 Tahun 2016 telah membuahkan hasil yang begitu signifikan bagi masyarakat Muslim di Kukar, yakni dengan beberapa kali berhasil menjuarai MTQ di tingkat Provinsi Kalimantan Timur.
"Dilaksanakannya kembali program Satu Desa Satu Hafidz Al-Quran tahap kedua ini merupakan suatu hal yang patut disyukuri oleh segenap masyarakat Muslim di Kukar, terutama bagi para remaja dan pemuda yang berasal dari seluruh kecamatan, kelurahan dan desa yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara," ujarnya.
Plt Bupati Kukar berharap agar sekembalinya dari karantina selama satu tahun, para santri akan kembali ke tengah masyarakat dan ikut berpartisipasi aktif untuk mengembangkan dan memasyarakatkan budaya membaca serta mengamalkan Al-Quran di tengah-tengah masyarakat.
"Atas nama Pemkab Kukar, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama Kabag Kesra dan tim yang telah bekerja keras melakukan tahapan tahapan sosialisasi, pendaftaran, hingga penjaringan calon santri Program Satu Desa Satu Hafidz Al-Quran angkatan kedua tahun 2020/2021, dan ucapan terima kasih juga kepada pengelola dan takmir Mesjid Al-Anshar yang telah bekerja sama dengan Pemkab Kukar untuk mensukseskan program ini," imbuhnya.
Sementara dikatakan Kabag Kesra Setkab Kukar, Supriyanto, ada 95 orang yang mendaftar untuk mengikuti tahap kedua program Satu Desa Satu Hafidz tahun 2020/2021. Setelah melalui seleksi, hanya 50 orang yang terpilih dan sisanya 45 orang lainnya sebagai cadangan apabila sewaktu-waktu ada santri yang keluar.
"Penargetan semacam ini hal biasa dilakukan untuk efektivitas pelaksanaan program ini. Berdasarkan pada pengalaman sebelumnya di angkatan pertama tahun 2019/2020, seiring berjalannya waktu selama dikarantina, ada saja santri yang mengundurkan diri disebabkan dengan beberapa alasan, dan cadanganlah yang akan menggantikan," pungkasnya.
(tim-pkp)
Tinggalkan Komentar